Irfan Bachdim




Setelah sempat diragukan kemampuannya oleh beberapa pelatih Indonesia, baik untuk timnas maupun klub. Namun tak membuat anak ketiga pasangan Nouval Bachdim dan Hester van Dijic ini putus asa merangkai asa untuk bisa berseragam merah-putih dengan Garuda didada.
Kesempatan pun akhirnya datang tatkala ada event pertandingan charity game yang diadakan di dua kota, Malang dan Surabaya. Charity game dipersembahkan untuk tokoh sepak bola di dua kota tersebut yang dianggap memiliki sumbangsih bagi kemajuan sepak bola Nasional.
Di Malang charity dipersembahkan untuk salah satu pendiri Arema, Ir.Lucky Adrianda Zaenal atau yang akrab dipanggil Sam Ikul, yang kini menderita buta.
Irfan Bachdim menjadi salah satu pemain keturunan yang ikut dalam ajang tersebut, selain juga Kim Jeffry Kurniawan dan Alessando Trabucco.
Hingga akhirnya penampilan di ajang tersebut memikat hati kubu Persema Malang yang ditangani Timo Scheunemaan, yang sebelumnya saat menjabat staf BTN getol untuk mendata dan mendatangkan pemain keturunan untuk mengikuti program naturalisasi.
Permainan Irfan bersama Persema Malang pun memikat hati pelatih timnas Alfred Riedl, yang memanggilnya di TC terakhir timnas pada 1 November 2010 lalu. Tak tanggung-tanggung starting line-up pun langsung ditempati Irfan.
”Aku pulang ke Indonesia memang tujuannya agar terpantau untuk timnas, sebab jika tetap bermain di Belanda aku tidak akan terpantau,” jelas Irfan dengan bahasa campuran Indonesia dan Inggris-nya.
Irfan menyadari jika karier tertinggi pemain sepak bola adalah menjadi pemain timnas negaranya. Gaji kontrak besar didepan mata yang diterima di Negeri Kincir Angin pun tak lagi mampu membuatnya betah bertahan. Pulang kampung menjadi pilihannya dan ini didukung sepenuhnya oleh orang tua dan keluarga besar Bachdim.
Puncaknya penampilan perdana bersama timnas Merah Putih Indonesia diajang Piala AFF 2010, pada Rabu (1/12) saat menjamu Timnas Malaysia. Mampu membawa timnas berjaya dengan hasil akhir 5-1.
Selain karena memiliki paras wajah Indo seperti kebanyakan artis sinetron di negri ini, skill dan kemampuanya dalam mengolah si kulit bundar mencuri perhatian publik bola dalam negri.
”Meskipun pemain keturunan, aku bukan pemain naturalisasi, saya asli Indonesia,”ujar Irfan yang mencoba meluruskan pemberitaan yang sudah telanjur memberitakan jika Irfan bersama Cristian Gonzales merupakan produk naturalisasi.
Status ini bisa dilihat di klubnya Persema Malang, Irfan bukan sebagai pemain asing, melainkan sebagai pemain lokal sejak awal pengesahannya. Bahkan melejitnya nama Irfan di blantika sepak bola Nasional bersama timnas jauh-jauh hari sudah di prediksi Timo Scheunemann, pelatih Persema Malang.
”Dia memiliki akurasi tendangan, skill individu serta dasar sepak bola modern, ditangan pelatih yang tepat saya yakin Irfan akan semakin bersinar,” kata Timo kala pertama meyakinkan publik bola Malang, jika rekomendasi mengontrak Irfan adalah benar.
.
Bersama Cristian Gonzales, duet di lini depan dengan selisih umur 12 tahun Irfan tak tampak terlihat canggung, bahkan gol bunuh diri yang dilakukan oleh pemain Malaysia yang juga penyama kedudukan setelah kontrol bola yang dilakukannya memanfaatkan umpan silang Nasuha dari sisi kanan pertahanan Malaysia.
Selain assist, pergerakan tanpa bola penyuka sate ayam ini cukup merepotkan lini belakang Malaysia. Bahkan menjelang akhir pertandingan Irfan mampu memperbesar kemenangan timnas menjadi 5-1 melalui tendangan kaki kanannya.
Pujian pun membanjirinya, baik langsung maupun tak langsung. Bahkan kekasihnya Jennifer Kurniawan yang tak lain kakak dari Jefry Kurniawan yang bermukim di Jerman terus memberikan support dan dukungan memalui twiter maupun Facebook. Bahkan pembahasan soal Irfan sempat menjadi topic paling ramai dibicarakan di twiter. Posisinya bahkan sedikit terpaut dengan hari AIDS se-dunia.
Kini sosok Irfan mulai mengisi dan bersanding dengan popularitas Bambang Pamungkas, Firman Utina, maupun Ahmad Bustomi yang lebih dahulu gabung dengan timnas dan mengecap popularitas, sekaligus menjadi amunisi baru Merah-Putih di lini depan yang selama ini dikenal susah mencetak gol.
Kini, siapapun pelatih timnas, lebih memiliki variasi dalam mengelolah lini depan dan tidak lagi tergantung dengan nama-nama lama seperti, Bepe, Boaz Solossa, maupun Budi Sudarsono. (Gus)

Fakta Irfan Bachdim
Nama: Irfan Haarys Bachdim
Panggilan: Irfan
Lahir: Amsterdam, 11 Agustus 1988
Tinggi/berat: 178 cm/ 62 kg.
Pemain Favorit : Ricardo Kaka (Brasil)
Hobi: Nonton dan kuliner
Posisi: Gelandang serang, striker

Karier Klub:
1994-1998: SV Argon
1998-2001: AFC AJAX
2001-2003: SV Argon
2003-2009 : FC Utrecht
2009-10: HFC Haarlem / SV Argon
2010-sekarang: Persema Malang (Indonesia)

Prestasi:
Top Skorer Liga Amatir Belanda U-15 2002 (25 gol, Argon)
Top Five Best Player 2002 Liga Amatir Belanda

Semoga Artikelnya Bermanfaat

Comments